Indramayu//globalpena.com – Mendapatkan amanah dari pemerintah pusat bahwa Kabupaten Indramayu menjadi lumbung pangan nasional, Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) membangun Rice Milling Plant (RMP) di Desa Kalensari Kecamatan Widasari.
RMP berkapasitas 20 ton per hari tersebut akan menjadi penopang suplai padi dan beras di Kabupaten Indramayu maupun nasional dengan pendekatan dari hulu hingga hilir.
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menjelaskan, saat ini AB2TI telah berada di 25 provinsi dan 125 kabupaten di Indonesia. Pembangunan RMP di Kabupaten Indramayu tersebut merupakan dukungan dari AB2TI kepada Kabupaten Indramayu yang menjadi lumbung pangan nasional.
“Kami sangat apresiasi kepada Kabupaten Indramayu sebagai lumbung pangan nasional. Kehadiran AB2TI menjadi mitra untuk terus mendukung kebijakan pertanian terutama di Kabupaten Indramayu, kami ingin Indramayu sebagai pilot project sudah barang tentu ini karena kebijakan Bupati Indramayu juga,” kata Dwi pada peresmian RMP di Desa Kalensari Kecamatan Widasari, Selasa (11/6/2024).
Menurut Dwi, dibawah kepemimpinan Bupati Nina Agustina sektor pertanian Kabupaten Indramayu terus berkembang pesat. Berbagai kebijakan daerah terus diluncurkan yang berkolaborasi dengan kebijakan pusat untuk mendukung ketahanan pangan.
“Bupati Indramayu adalah sahabat saya, sahabat AB2TI yang mampu membawa Indramayu sebagai lumbung pangan nasional. Kita sekarang bersama-sama kembali membangun pertanian di Indonesia berawal dari Indramayu,” tegas Dwi.
Sementara itu Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan, kehadiran RMP yang dibangun oleh AB2TI ini akan sangat bermanfaat bagi para petani di Kabupaten Indramayu. Pasalnya, AB2TI akan membantu Pemkab Indramayu dalam pelaksanaan kebijakan pertanian yang akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani di Indramayu.
“Terima kasih banyak semua pihak yang sudah membangun RMP, dan Indramayu dijadikan sebagai pilot project. Ini luar biasa bagi petani Indramayu semoga tujuan kita mensejahterakan petani bisa terwujud,” kata Nina Agustina.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Teten Masduki menjelaskan, jika ingin memajukan dan mensejahterakan petani maka petani di Indramayu harus memiliki sistem produksi dari hulu hingga hilir dengan menerapkan corporate farming atau menerapkan ekosistem pertanian yang kuat.
Menurut Teten, jika pilot project di Kabupaten Indramayu bisa berhasil maka akan direplikasi di berbagai daerah lainnya. Dipilihnya Indramayu karena dianggap semuanya telah siap dan sangat memungkinkan untuk menjalankannya.
“Kami hitung anggarannya 5 miliar untuk 3 bulan ini sebagai stok beras dengan melibatkan para petani,” tegas Teten.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan adanya RMP yang dimiliki oleh para petani kecil ini akan semakin menguatkan ekosistem pertanian yang ada di Kabupaten Indramayu.
(AH)