Indramayu//globalpena.com – Pemerintah Kabupaten Indramayu di bawah kepemimpinan Bupati Hj. Nina Agustina terus mensinergikan berbagai program pertanian dengan berbagai pihak.
Salah satu yang terus dikembangkan saat ini adalah perluasan tanaman padi dengan menggunakan sistem Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di berbagai wilayah. Dengan penerapan IPHA maka wilayah pertanian yang berada di daerah hilir akan tercukupi air.
Untuk memperluas IPHA di wilayah Kabupaten Indramayu, Jumat pagi (10/1/2025) di Desa Sukamulya Kecamatan Tukdana dilakukan penanaman demplot IPHA oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Camat Tukdana, BBWS Cimanuk Cisanggarung, juga pihak Rentang Irrigation Modernization Project (RIMS) bersama puluhan petani di desa tersebut.
Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina melalui Plt. Kepala DKPP Sugeng Heriyanto menjelaskan, saat ini pihaknya terus mengenalkan metode IPHA ke petani di Kabupaten Indramayu. Dengan menerapkan IPHA para petani akan menghemat air dan adanya peningkatan produksi.
Sugeng menambahkan, wilayah Tukdana merupakan daerah pertanian dengan kategori I dalam sistem irigasi. Kategori I merupakan daerah paling ujung (hulu) dengan suplai air paling terjamin karena paling depan. Namun demikian, meskipun air berlimpah para petani tidak boleh menggunakan air secara jor-joran (berlebihan) karena harus memperhatikan daerah hilir.
“Dengan penerapan IPHA diharapkan petani lebih efektif dalam menggunakan air. Padi itu bukan tumbuhan air, tetapi padi butuh air. Dengan IPHA, air di sawah tidak harus banyak namun cukup basah atau cemek-cemek,” tegas Sugeng.
Menurut Sugeng, ini menjadi komitmen Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina bersama dengan pihak lainnya untuk meningkatkan kualitas pertanian di Kabupaten Indramayu sebagai lumbung pangan nasional.
“Perhatian Bupati Indramayu terhadap pertanian sangat besar. Kita semua ingin petani sejahtera dan persoalan yang masih ditemukan, kita coba minimalisir,” kata Sugeng.
Sementara itu Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung (Cimancis) melalui PPK Perencanaan Maria Christina Kurniawati mengatakan, dalam wilayah kerja BBWS Cimancis pengembangan IPHA telah dilakukan di 2 kabupaten yakni Indramayu dan Cirebon.
Untuk di 2 kabupaten tersebut, saat ini sudah berdiri 13 demplot percontohan untuk terus dikembangkan dan diperluas. Namun terbanyak saat ini berada di Kabupaten Indramayu.
“BBWS melalui program RIMS ingin meningkatkan kualitas pertanian di Indramayu. Salah satunya dengan menerapkan IPHA sebagai upaya menghemat air namun produksinya meningkat,” kata Maria.
Di tempat yang sama Camat Tukdana Mohammad Hidayat mengatakan, dalam menghadapi sistem IPHA para petani di wilayah Kecamatan Tukdana harus dilatih pembuatan bibit dan juga penggunaan transplanter. Pasalnya, bibit yang digunakan untuk tanam berusia antara 12-15 hari.
“Kalau di wilayah Kecamatan Tukdana, metode IPHA ini dikenal dengan ‘Gursat’ atau guyur asat. Setelah sawah diguyur air selanjutnya dikurangi airnya dan dibiarkan cemek-cemek,” kata Hidayat. (AH)